BAB I
PENDAHULUHAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan permasalahan yang
besar baik itu di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, tetapi
permasalahan–permasalahan pendidikan di negara maju tidak sebesar permasalahan
pendidikan yang ada di negara berkembang seperti Indonesia. Permasalahan
pendidikan di Indonesia yang semakin kompeks pada dewasa ini disebabkan oleh
beberapa factor antara lain : disebabkan oleh krisis ekonomi, permasalahan sosial
dan politik, pendistribusian sumber daya yang tidak merata, serta permasalahan di sistem pendidikan nasional. Banyak
problem-problem yang menyebabkan semerawutnya pendidikan di bumi pertiwi ini,
salah satunya adalah masalah perekonomian / kemiskinan. Seperti yang kita
ketahui bersama Indonesia merupakan negara berkembang dan kebanyakan masyarakat
Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak keluarga-keluarga
miskin di Indonesia yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti untuk
bahan-bahan pokok, listrik, dan juga untuk biaya anak sekolah.
Apalagi pada dewasa ini
kebutuhan-kebutuhan hidup yang serba mahal, yang menyebabkan banyak keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk membiayai anak
sekolah. Oleh karna itu banyak anak-anak yang akhirnya putus sekolah dan dituntut
untuk membantu keluarga mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup. Anak- anak
yang putus sekolah dan bekerja di jalanan dari terbitnya matahari sampai
terbenamnya matahari itu disebut sebagai anak jalanan.
Anak jalanan (anjal) merupakan salah satu
fenomena sosial yang nyata yang ada di bumi pertiwi ini yang menimbulkan
permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan mereka sering kali di dianggap
sebagai cermin kemiskinan kota oleh sebagian besar masyarakat. Anak jalanan, semakin
tahun semakin meningkat jumlahnya. Pada era runtuhnya orde baru, terjadi krisis
moneter yang membuat kemiskinan semakin meningkat. Dan salah satu dampak dari
kemiskinan tersebut dengan adanya anak jalanan. Seperti halnya di kabupaten
bangkalan yang merupakan salah satu daerah yang
terletak di Pulau Madura yang merupakan wilayah administrasi di Provinsi Jawa
Timur, dan berdekatan dengan kota metropolitan Surabaya. Kabupaten bangkalan
juga termasuk Lima kabupaten di Jawa Timur yang
tertinggal (termiskin), yakni Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, Sampang, dan
Pamekasan masuk dalam kategori daerah tertinggal, kata Menteri Pembangunan
Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini. Jember (ANTARA News) Minggu, 18
November 2012 04:57 WIB.
Dan
berdasarkan pengakuan Ketua Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
Imam Sunandar. Ia pun mendata jumlah anak jalan di Bangkalan dari
tahun ke tahun selalu meningkat dan ini merupakan data anjal di kabupaten
bangkalan dari tahun 2011 sampai 2012 yang jumlahnya mencapai 442
anak yang tersebar di sebelas kecamatan, yakni 33 anjal di
Kecamatan Burneh, 35 anjal di Kecamatan Kwanyar, 32 anjal di
Kecamatan Tanjungbumi. Di Geger 35 anjal, di Arosbaya 35 anjal dan Kamal 50
anjal, Kota Bangkalan 52 anjal, Tanah Merah 30 anjal. Terakhir mereka
tersebar di Kecamatan Klampis 32 anjal, Kecamatan Blega 31 anjal
kemudian Kecamatan Socah 32.
Berdasarkan data diatas yang menyebutkan anak
jalanan yang ada di kabupaten bangkalan yang jumlanya mencapai 442 anak itu
tercatat kecamatan kamal yang menyumbang anak jalanan terbesar ke 2 di daerah
kabupaten bangkalan, dan anak jalanan yang berda di kecamatan kamal ini
terfokus di pelabuhan penyebrangan ujung kamal. Anak jalanan yang berada di
pelabuhan ujung kamal Madura ini terdiri dari berbagai profesi diantaranya
pengamen,pengemis,penyemir sepatu dan lain sebagainya.
Pelabuhan penyebrangan ujung kamal ini letaknya
tidak jauh dengan universitas trunojoyo Madura. oleh sebab itu disaat senja
tiba banyak mahasiswa-mahasiswa universitas trunojoyo yang datang di pelabuhan
penyebrangan ujung kamal ini untuk memberikan pembinaan dan mengajar secara
sukarela anak-anak jalanan yang ada di pelabuhan penyebrangan ujung kamal, akan
tetapi sebagian dari anak jalanan ini sulit untuk di ajak belajar, malah ada
sebagian anak-anak jalanan ini yang meminjam handphone para mahasiswa untuk
dibuat bermain dan tidak mau untuk belajar. Hal inilah yang menyebabkan saya
tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam apa yang menjadi penyebab dan
faktor dari semua itu serta mencoba mengungkap seberapa besar minat dan
motivasi belajar di kalangan anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan
ujung kamal. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah: ” minat dan motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas,maka dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana gambaran
kehidupan anak jalanan di daerah
pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten
bangkalan
2.
Factor apa yang
menyebabkan menjadi anak jalanan
3.
Menjadi anak jalanan,
apakah memang suatu keadaan yang menyebabkan mereka untuk putus sekolah dan
menjadi seorang anak jalanan ataukah karena memang mereka didorong oleh orang tua mereka
untuk menjadi seorang anak jalanan
4.
Berapakah
penghasilan mencari nafkah di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal
kabupaten bangkalan
5.
Kenapa memilih
daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal ini untuk mencari nafkah
6.
Apakah anak
jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal masih mempunyai keinginan untuk belajar
7.
Seberapa besar
minat belajar anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal
kabupaten bangkalan
8.
Apakah yang
menjadi motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal Madura
9.
Seberapa besar
motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal Madura
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas maka dalam poin ini akan mengalami penyusutan, dari
9 masalah yang ada ada di poin identifikasi
masalah akan di susutkan menjadi 6 masalah dalam pembatasan masalah ini sebagai
berikut:
1.
Bagaimana gambaran
kehidupan anak jalanan di daerah
pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten
bangkalan
2.
Factor apa yang
menyebabkan menjadi anak jalanan
3.
Menjadi anak jalanan,
apakah memang suatu keadaan yang menyebabkan mereka untuk putus sekolah dan
menjadi seorang anak jalanan ataukah karena memang mereka didorong oleh orang tua mereka
untuk menjadi seorang anak jalanan
4.
Seberapa besar
minat belajar anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal
kabupaten bangkalan
5.
Apakah yang menjadi
motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal Madura
6.
Seberapa besar
motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal Madura
D. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
pembatasan masalah diatas,maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana
gambaran kehidupan anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan
2.
Factor apa yang
menyebabkan menjadi anak jalanan
3.
Seberapa besar
minat belajar anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal
kabupaten bangkalan
4.
Apakah yang
menjadi motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal Madura
E.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut dapat di ambil sebuah tujuan penelitihan sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan dan member gambaran
kehidupan anak jalanan di daerah
pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten
bangkalan
2. Untuk mengetahui Factor apa yang menyebabkan menjadi
anak jalanan
3.
Untuk mengetahui
Seberapa besar minat belajar anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan
ujung kamal kabupaten bangkalan
4.
Untuk mengetahui
Apakah yang menjadi motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung
kamal Madura
F. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan
latar belakang dan tujuan yang telah dijelaskan diatas, maka dengan penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Secara Teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca dan penulis tentang kehidupan
anak jalanan yang ada di daerah pelabuhan penyebrangan unjung kamal kabupaten
bangkalan
2. Secara
praktis
Dapat memberikan sumbangan bagi
masyarakat sekitar, bahwa anak jalanan itu memiliki hak yang sama. Oleh karena
itu mereka harus dilindungi dan tidak memperlakukan mereka sewenang-wenang.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
KAJIAN TEORI
1.
Gambaran
Kehidupan Anak Jalanan Di Daerah Pelabuhan
Penyebrangan Ujung Kamal Kabupaten Bangkalan
Fenomena merebaknya
anak jalanan di Indonesia merupakan masalah social yang sangat komplek.Hidup
menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam
kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak
jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan
negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu
besar dan solutif. Padahal mereka adalah saudara
kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya,
sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab
dan bermasa depan cerah. Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh
negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan
dan pembinaananak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Tetapi pada dasarnya
anak jalanan bukan hanya tanggung jawabnya pemerintah saja tetapi tanggung
jawab kita semua sebagai masyarakat.
Sedangkan
pengertian anak jalanan sendiri adalah anak yang hidup dijalan, dan menjadikan
jalanan sebagai rumah dan tempat isterahatnya. Anak jalanan, anak gelandangan,
atau kadang disebut juga anak mandiri, sesungguhnya adalah anak-anak yang
tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang. Hal ini
dibuktikan karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini, mereka sudah harus
berhadapan dengan lingkungan kota yang tidak kondusif dan bahkan sangat tidak
bersahabat. Sedangkan menurut Peter Davies memberikan pemahamannya tentang anak
jalanan. Peter berkata bahwa fenomena anak-anak jalanan sekarang ini merupakan
suatu gejala global. Pertumbuhan urbanisasi dan membengkaknya daerah kumuh di
kota-kota yang paling parah keadaannya adalah di negara berkembang, telah
memaksa sejumlah anak yang semakin besar untuk pergi ke jalanan ikut mencari
makan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi dirinya sendiri.
Selain itu menurut sudarsono anak
jalanan adalah mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, yang
secara yuridis tidak berdomisili yang otentik, disamping itu mereka merupakan
kelompok yang tidak memiliki pekerjaaan secara tetap dan layak menurut ukuran
masyarakat pada umumnya dan mereka sebagian besar tidak mengenal nilai-nilai
keluhuran. Dan dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak
jalanan yaitu anak-anak yang putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga dan
dengan terpaksa untuk mencari sesuap nasi dengan cara mencari rejeki dan hidup
di jalanan itu semuanya di lakukan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi
dirinya sendiri.
Anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
A. Anak jalanan on the street/road
Kategori
anak jalanan on the street/road atau anak-anak yang ada di jalanan,
hanya sesaat saja di jalanan, dan meliputi dua kelompok yaitu kelompok dari
luar kota dan kelompok dari dalam kota.
B. Anak jalanan of the street/road
Kategori
anak jalanan of the street/road atau anak-anak yang tumbuh dari jalanan,
seluruh waktunya dihabiskan di jalanan, tidak mempunyai rumah, dan jarang atau
tidak pernah kontak dengan keluarganya
Sedangkan menurut bagong dan sri secara
garis besar anak jalanan terbagi atas tiga kategori, sebagai berikut:
A.
Children
on the street
Children
on the street, yaitu anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang
masih memiliki hubungan dengan keluarga. Sebagian penghasilan mereka di jalan
diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah
untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau
tekanan kemiskinan yang harus ditanggung dan tidak dapat diselesaikan sendiri
oleh kedua orang tuanya.
Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori
ini, yaitu:
- Anak-anak jalanan yang masih tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari.
- Anak-anak yang tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
B.
Children
of the street
Children
of the street, yaitu anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar
waktunya di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi dan ia memutuskan
hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Ada beberapa di antara mereka masih
mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak
menentu. Banyak di antara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab,
biasanya kekerasan, sehingga lari atau pergi dari rumah. Anak-anak pada
kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara
sosial-emosional, fisik maupun seks.
C.
Children
from families of the street
Children
from families of the street yaitu anak yang keluarganya memang di jalanan yang
menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup
atau tinggalnya juga di jalanan.
Diatas
telah dipaparkan sedikit tentang anak jalanan dari beberapa ahli dan sedikit
juga dijelaskan tentang klasifikasi anak-anak jalanan. Dan sekarang akan di
dipaparkan sedikit tentang kehidupan anak jalanan yang ada di daerah pelabuhan
penyebrangan ujung kamal yang menjadi fokus penelitian ini. Pelabuhan
ujung Kamal ini merupakan pelabuhan angkutan penyeberangan antarpulau,yang
menghubungkan antara pulau jawa(Surabaya) dan pulau Madura(Bangkalan)yang
melintasi Selat Madura. Pelabuhan ini terdapat di Kecamatan Kamal, Kabupaten
Bangkalan, Pulau Madura.
Pelabuhan ini merupakan pintu keluar masuk
ke pulau Madura selain jembatan suramdu, oleh karna itu tidak heran kalau
banyak orang yang menggantungkan hidupnya di pelabuhan penyebrangan ujung kamal
– perak Surabaya, salah satu orang yang menggantungkan hidupnya di pelabuhan
ini adalah yuli. Anak berusia 9 tahun ini merupakan salah satu anak yang menggantungkan
hidupnya di pelabuhan ujung kamal ini, yuli mengaku bahwa dia sudah satu tahun
terakhir mencari nafkah di pelabuhan
penyebrangan kamal ini dengan cara meminta-minta(pengemis) kepada pengguna kapal fery, yuli mengaku terpaksa mengorbankan masa depannya
dan kesenangannya, yang seharusnya anak seumuran yuli ini waktunya utuk belajar
di bangku sekolah dasar dan bemain bersama teman sebayanya. Tetapi kenyataan
berkata lain bahwa yuli harus melakukan hal yang seharusnya di lakukan oleh
orang dewasa dan tidak layak dilakukan oleh anak seumuran dia yaitu mencari
nafkah untuk membeli sesuap nasi untuk keluarganya dan dirinya sendiri, dengan cara hidup di
jalanan dan mencari nafkah dengan cara meminta-minta di daerah sekitar
pelabuhan ujung kamal. Yuli juga mengaku dalam sehari dia bisa mendapatkan uang
60 ribu rupiah dari hasil mengemis itu.
Dan
pada saat saya menanyakan apakah adik ingin sekolah lagi? Dan dia menjawab
ingin banget kak,tetapi mau gimana lagi tidak ada uang untuk membiayai sekolah.
Dari jawabannya bisa disimpulkan kalau dia masih mempunyai minat dan semangat
untuk mengenyam bangku sekolah tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa,yuli hanya
pasra dengan keadaan. walaupun yuli tidak bisa mengenyam bangku sekolah kayak
kebanyakan anak-anak seumuran dia yang orang tuanya berkecukupan untuk
membiayai kebutuhannya, yuli tidak patah semangat dan tidak berhenti untuk
belajar karena belajar tidak hanya di lakukan hanya dalam bangku sekolah saja.
Oleh karena itu yuli dan teman-teman senasip dan seperjuangan setiap sore
meluangkan sedikit waktunya yang disibukan utuk mencari nafkah di kapal fery
yang menghubungkan antar pulau jawa-madura itu,untuk belajar membaca dan
menulis di dermaga penyebrangan ujung kamal Madura dengan para mahasiswa
universitas trunojoyo Madura yang peduli dengan kehidupan mereka.
2. Factor yang menyebabkan
menjadi anak jalanan
Menurut mujiran
(2010) departemen sosial pada tahun 2010 mengklasifikasikan tiga tingkatan
penyebab keberadaan anak jalanan antara lain:
A. Tingkat mikro (immidiate causes) adalah faktor yang
berhubungan dengan anak dan keluarganya;
1.
Lari dari
keluarga, anak disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah putus,
berpetualangan, bermain-main dan
diajak teman.
2.
Terlantar,
ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan
dasar, ditolak orang tua, salah perawatan atau kekerasan
di rumah, kesulitan berhubungan dengan keluarga
/tetangga, terpisah dari orang tua, sikap-sikap yang
salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang mengakibatkan
anak mengalami masalah fisik, psikologis dan
sosial.
B.
Tingkat
messo (underlying causes) adalah
faktor yang ada di masyarakat:
1.
Di
kalangan masyarakat miskin anak-anak adalah asset untuk
membantu peningkatan keluarga, anak-anak diajarkan
untuk bekerja yang berakibat mereka terpaksa drop out dari sekolah.
2.
Pada
masyarakat lain kota masih menjadi daya tarik yang utama
orang berbondong-bondong mengikuti orangtuanya, akibatnya
anak-anak terpaksa ikut orang tua untuk mencari penghidupan
yang “lebih layak” di kota besar.
3.
Pada saat yang sama terdapat penolakan atau
anggapan dari masyarakat bahwa anak jalanan merupakan calon kriminal.
C.
Tingkat
makro (basic causes) faktornya
berhubungan dengan struktur makro:
1.
Ekonomi
anak jalanan adalah peluang pekerjaan di sektor informal
yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian.
2.
Pendidikan
adalah biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang tidak ramah anak dan perlakuan diskriminatif
serta birokratisme sekolah mengalahkan kesempatan belajar.
3.
Belum beragamnya unsur-unsur pemerintah memandang anak
jalanan antara kelompok yang memerlukan pendekatan
kesejahteraan juga kelompok yang mengacau (trouble
maker).
selain itu Shalahuddin (2000, hal:10-15) juga menyatakan beberapa
faktor yang menyebabkan anak turun di jalanan, antara lain:
A. Kemiskinan
Merupakan faktor utama pendorong anak turun ke jalan,karena untuk
mencukupi kebutuhan ekonomi mereka.
B. Kekerasan dalam keluarga atau pola
asuh orang tua yang salah
Tindak kekerasan pada anak yang dilakukan keluarga dapat terjadi
di semua lapisan masyarakat. Pada lapisan bawah kemungkinan terjadi kekerasan
sangat besar.
C. Dorongan orang tua atau keluarga
Dorongan dari orang tua seringkali bermotifkan ekonomi, ibu atau
bapak merupakan pihak yang turut andil mendorong anak turun ke jalan.
D. Impian Bebas
Dunia jalanan dianggap enak sehingga menjadi alternative termudah
untuk mendapatkan kebebasan sebagai wujud pencarian jalan keluar dari masalah
di dalam keluarga.
E. Ingin punya uang sendiri
Anak ingin punya uang sendiri untuk memenuhi keperluan dan keinginan
pribadi.
F. Pengaruh Teman
Usia bermain dan usia labil menyebabkan anak mudah terpengaruh
terutama teman yang sebaya.
3.
Konsep Minat Belajar
Pengertian Minat menurut Tidjan (1976:71) adalah
gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut
minat merupakan sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap
suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi
tertentu yang didahului oleh perasaan senang
terhadap obyek tersebut.
Sedangkan
menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982), Minat dalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang
memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu
dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif
yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi
dalam suatu aktifitas. Ciri-ciri minat menurut
Hurlock (1999 : 115) adalah :
1) Minat tumbuh bersamaan dengan
perkembangan fisik dan mental.
2) Minat bergantung pada kesiapan
belajar
3) Minat bergantung pada kesempatan
belajar.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas.
5) Minat dipengaruhi budaya.
6) Minat berbobot emosional.
7) Minat cenderung bersifat
egosentris.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa minat belajar merupakan salah satu bentuk keaktifan seseorang
yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif,afektif, dan
psikomotorik.
4.
Konsep Motivasi Belajar
Pendefinisian motivasi belajar dapat
dilakukan dengan dua tahap, yang Pertama:
mendefinisikan secara parsial (perkata),tahap Kedua
dengan mendefinisikan secara utuh.Tahap pertama motivasi
belajar di definisikan secara persial (perkata), kata yang pertama yaitu motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Mc. Donald, yang dikutip
Oemar Hamalik (2003:158). Sedangkan menurut Siti Sumarni (2005), Thomas
L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang
dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti
perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Sedangkan kata yang kedua adalah belajar,
pengertian belajar menurut para ahli yaitu sebagai berikut, menurut Drs.
Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi individu dengan lingkungannya. sedangkan menurut pendapat kimble,
belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil
dari pengalaman.
Dan tahap selanjutnya yaitu
mendefinisikan kata secara utuh, motivasi belajar adalah semua hal-hal yang
positif yang masuk pada diri seseorang yang bisa mempengarui psikis diri
seseorang yang menimbulkan seseorang untuk semangat belajar demi satu tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi
belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam
kegiatan belajar. Sehingga individu yang mempunyai motivasi yang tinggi,
mempunyai energi yang banyak dalam kegiatan belajar. Sebaliknya individu yang
mempunyai semangat rendah maka gairah belajarnya akan sangat sedikit dalam
kegiatan belajar.
B.
KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
Sebelum penelitian ini ada banyak penelitian yang
lebih dahulu meneliti tentang anak jalanan ini. Dan salah satunya Penelitian tersebut berjudul
tentang FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK TURUN MENJADI
ANAK JALANAN dan yang menjadi pembeda
antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
tersebut
adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang tersebut untuk mengetahui dan mendeskripsikan,
serta memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan fenomena munculnya anak
jalanan.
Sedangkan penelitian ini selain
untuk mengetahui Factor apa yang menyebabkan menjadi anak
jalanan, juga guna mengetahui gambaran kehidupan anak jalanan di daerah
pelabuhan penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan dan seberapa besar minat
belajar anak jalanan di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal kabupaten
bangkalan serta ingin mengetahui apa
yang menjadi motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan ujung kamal
Madura. oleh karenanya penelitian ini diberi judul minat dan motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. JENIS
PENELITIAN
Penelitian
minat dan motivasi belajar anak jalanan
di daerah pelabuhan penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan ini menggunakan metode peneitian kualitatif studi
kasus dan studi dokumentasi untuk memperoleh gambaran secara utuh dan gambaran
yang unik tentang kehidupan anak jalanan.
Menurut Botgar
dan Tailor, penelitian kualitatif adalah adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. dengan melakukan observasi
secara langsung di lapangan dan diperkuat dengan melakukan studi dokumentasi
(teks) dari berbagai sumber cetak seperti, buku teks, surat kabar, majalah,
surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya.. Metode
kualitatif menurut Strauss
dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik
atau bentuk hitungan lainnya.
Metode kualitatif merujuk pada ”cara-cara”
mempelajari aspek kualitatif dari kehidupan sosial yang mencangkup beragam
dimensi sosial dari tindakan ”Action” dan keadaan, hingga proses dan peristiwa,
sebagaimana dimengerti berdasarkan konstruksi dan makna yang diorganisasikan
oleh dan melalui praktik-praktik sosial. Metode penelitian kualitatif tidak
hanya menuntun untuk mengumpulkan data, melainkan juga menuntun terhadap
bagaimana data hendak dianalisis.
B. WAKTU
DAN TEMPAT PENELITIAN
Kegiatan penelitian itu
akan dilaksanakan pada:
Hari : Jum’at - Minggu
Tanggal : 21-23
juni 2013
Tempat : Di daerah sekitar pelabuhan ujung kamal kabupaten
bangkalan
C. SUMBER
DATA
Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer diperoleh langsung dari subyek yang diteliti
(responden), sedangakan sumber data sekunder diperoleh dari
keterangan-keterangan dari orang lain yang mengerti mengenai obyek yang
diteleti, dan keterangan-keterangan dari buku, artikel, dan sejenisnya, yang
ada hubungannya dengan obyek yang diteliti
D. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan melakukan
wawancara langsung dengan responden, karena untuk memperoleh informasi yang
lengkap mengenai responden yang bersangkutan maka peneliti harus terjun
langsung ke lapangan, dengan cara melakukan wawancara terhadap responden.
Selain itu guna memperkuat penelitian ini, peneliti juga menambah dengan
menggunakan beberapa sumber kepustakaan, baik itu berupa buku,artikel, dan
sejenisnya, yang ada hubungannya dengan obyek yang diteliti.
E.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif untuk
mencari pemahaman mendalam mengenai realitas sosial minat dan motivasi belajar anak jalanan di daerah pelabuhan
penyebrangan ujung kamal kabupaten bangkalan.Sebagaimana realitas tersebut
dipahami oleh subyek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA:
- Buku
Black,
James A., Champion, Dean J. 1999. Metode
dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Shalahuddin,
Odi. 2004. Dibawah Bayang-Bayang Ancaman.
Semarang: Yayasan Setara
Singarimbun,
Masri., Sofian Effendi.1989. Metode
Penelitian Survey.Jakarta. LP3ES.
- Internet
https://www.google.com/search?q=konsep+minat+belajar. (diakses pada
tanggal 13 juni 2013)
Rahayu, W. 2009. Tinggal
di Jalan Karena Kegagalan Pemerintah Menyejahterakan Bangsa. http://swaranusa.com
(13 juni 2013).
Saputra,H.2008. Masalah Anak Jalanan.http://www.harjasaputra.wordpress.com (13
juni 2013)
http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/(diakses
pada tanggal 13 juni 2013)
http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/pengertian-minat-belajar.html (diakses pada tanggal 13 juni 2013)